Buku Tamu

Kirimkan kritik dan saran untuk blog ini, silahkan kirim email ke kesini : sultankelantan@ymail.com ShoutMix chat widget

Jumat, 23 Oktober 2009

Malaysia Belajar Bulu Tangkis dari Indonesia


Pelatih Malaysia mengakui harus belajar banyak dengan Indonesia pada Sirkuit Nasional Bulu Tangkis, Piala Gubernur Sumatera utara, di Medan pada 11-17 Oktober. Pertandingan itu diikuti tujuh negara, yakni Amerika Serikat, China, Malaysia, Afrika Selatan, Belgia, Inggris, dan tuan rumah Indonesia. Serta dihadirkan enam pebulutangkis Malaysia.

"Kami harus lebih banyak mencari pengalaman dengan cara sering mengikuti berbagai kejuaraan bulu tangkis yang digelar di Indonesia," kata pelatih bulu tangkis Penang, Malaysia, Lee Kim Sai di Medan, Senin (19/10).

Kim Sai mengatakan, dengan seringnya pebulutangkis Malaysia mengikuti kejuaraan di Indonesia akan menambah wawasan dan pengalaman tanding bagi atlet mereka yang masih muda. Pengalaman tanding itu sangat penting bagi atlet untuk mengembangkan potensi diri serta meningkatkan prestasi.

Menurutnya, tak ada seorang atlet langsung bisa menjadi pebulutangkis yang hebat tanpa sering berlatih dan mengikuti kejuaraan baik di dalam maupun di luar negeri. "Itu lah yang akan dicontoh Malaysia, seperti yang selama ini dilakukan para pebulutangkis Indonesia," katanya seperti dilansir Antara.

Selanjutnya, ia memuji pembinaan atlet yang baik di Indonesia. "Kita salut dengan pembinaan bulu tangkis di Indonesia yang sukses. Indonesia banyak melahirkan juara juara baru tingkat dunia," ujarnya.

Kim mengatakan, atletnya masih kurang pengalaman dan perlu pembinaan lebih terarah lagi untuk meningkatkan prestasi. Kurangnya pembinaan menyebabkan kegagalan pebulutangkis Malaysia merebut salah satu gelar di kejuaraan tersebut. "Kami berencana akan mengirimkan beberapa atlet untuk belajar atau berlatih bulu tangkis ke Indonesia," tutupnya.

sumber : tvone.co.id

Catatan : "ya!, harus banyak belajar memang. jangan hanya bisa mencontek dan mengklaim saja. dari dulu juga indonesia adalah guru yang baik untuk malaysia, cuma seperti kata pepatah" bagai kacang lupa kulitnya". karena sipat yang sombong dan tinggi hati, malaysia menutup mata dan enggan mengakui indonesia sebagai guru dan gudang ilmu untuk rakyat malaysia. tapi tidak apalah, mungkin memang sudah wataknya begitu. Maklum orang kaya baru....

Sabtu, 17 Oktober 2009

Slank Tunjukkan Protes Lewat Lagu

Slank membuat lagu sindiran untuk Malaysia.

VIVAnews - Banyak cara menunjukkan protes. Lewat lagu, Slank menunjukkan sikap kalau mereka tidak senang budaya bangsanya diklaim Malaysia.

Lagu 'Rasa Sayange' pernah membuka konflik antara Indonesia dengan Malaysia. Lagu yang sejatinya berasal dari Maluku itu digunakan oleh Departemen Pariwisata Malaysia untuk mempromosikan pariwisata Malaysia.

Setelah berulangkali Malaysia tak kapok mengklaim budaya tanah air. Slank tidak tinggal diam. Band
yang bermarkas di Geng Potlot itu memparodikan lagu 'Rasa Sayange', yang liriknya menyentil Negeri Jiran itu. Dengan bangga, Kaka CS menyanyikan lagu tersebut.

"Rasa sayange, rasa sayang, sayange, hei lihat dari jauh, rasa sayang-sayange. Budaya kita diambil orang. Cuman satu yang bikin senang, Noordin M. Top dibawa pulang."

Belajar dari kisruh pengklaiman Reog Ponorogo, Bimbim mengatakan, bangsa Indonesia tidak perlu menunggu budayanya di klaim negara lain. "Daripada nanti Slank diklaim punya Malaysia,"ujar Bimbim terkekeh.

Yang terpenting adalah dukungan dari pemerintah. Bimbim mencontohkan nasib para pemain gamelan di daerah. "Karena ngga ada yang nyewa, mereka akhirnya menjual Gamelan buat diganti dengan organ tunggal," cerita Bimbim yang melihat sendiri kenyataan tersebut.

Album 'Wali' Dibajak Malaysia

Satu lagi karya Indonesia dibajak orang Malaysia.

VIVAnews - Kali ini, grup band Wali yang menjadi 'korban' pembajakan lagu oleh negara tentangga Malaysia.

Pertama kali mendengar kabar ini, Wali merasa sangat kecewa dan sedih. Karena ini sudah untuk yang kesekian kalinya, Malaysia 'mencuri' karya milik bangsa Indonesia. Apoy, gitaris Wali mengatakan,"Kenapa karya bangsa Indonesia terus diacak-acak sama negeri Jiran itu, kita merasa kecewa dan sedih."

Ditemui di kawasan Kebun Jeruk, Selasa, 13 Oktober 2009, band Wali merasa, bangsa ini sudah dilecehkan dengan adanya beberapa klaim yang diakui sebagai milik Malaysia. Mulai dari warisan budaya milik bangsa sampai karya musik yang dihasilkan para musisi Tanah Air pun ikut diklaim.

"Yang sebelum-sebelumnya, juga udah ada yang diklaim. Seharusnya pemerintah bisa menghargai hasil karya anak bangsa. Tapi, kita nggak akan tinggal diam, kita dan manajemen melalui pemerintah akan datang kesana," ujar Apoy antusias.

Saking geramnya, Wali juga sudah mengirim tim investigasi untuk melacak kebenaran 'pembajakan' ini. "Kebetulan bulan depan kita akan manggung disana, sekalian juga mau ngecek perkembangannya lagi," imbuh Apoy yang mengetahui Malaysia telah menjiplak album "Cari Jodoh" menjadi musik remix.

Band Wali Minta Malaysia untuk Minta Maaf

Album "Cari Jodoh" milik band Wali, diklaim pihak Malaysia.

VIVAnews - Apoy, gitaris band Wali juga para personilnya yang lain mengaku sangat kecewa karena album miliknya diklaim sekaligus dijiplak Malaysia.

Saat merespon hal ini, grup band Wali yang ditemui para juru warta di bilangan Kebun Jeruk, merasa pemerintah juga harus ikut andil dalam menumpas hal ini.

Apoy menegaskan," Berita itu sangat mengejutkan untuk kami, lagi-lagi karya kita dirampas dan dibajak oleh Malaysia."
Pihak manajemen Wali mengaku sudah mendapatkan bukti pembajakan tersebut. Malaysia telah membajak dan mengklaim album "Cari Jodoh" milik Wali. Secepatnya, Wali dan manajemen akan mengusut kasus ini.

Namun, pihak Wali juga tidak mungkin berjalan sendiri, mereka berharap adanya dukungan dari pemerintah untuk bisa memfasilitasi. Pihak Wali meminta agar Malaysia segera minta maaf.

"Dengan banyaknya klaim yang terjadi di Indonesia, tolong dong pemerintah jangan diam saja. Bela hak kami!! Negara Malaysia harus minta maaf. Mungkin setelah Wali, ada lagi karya lain yang bakal di-klaim. Yang kami harapkan, mereka minta maaf, karena itu yang paling penting. Setelah itu harus ada tindak lanjutnya," ucap Apoy antusias.

sumber : vivanews

Catatan : "Nah tuh kan?! apa saya bilang,malaysia tidak akan pernah berhenti berbuat ulah terhadap kesenian dan budaya indonesia. beginilah memang kalau negara miskin kreatifitas, sukanya selalu mengklaim, membajak lalu mengambil ke untungan hasil karya orang lain. kalau sudah begini jelas kan wahai para malon? apa masih mau mengelak? atau mau bilang khilap? katanya negara malaysia itu negara yang taat agama, baik dan ramah, tapi kok membajak lalu memakan uang haram itu, apa itu bisa di sebut legal dan halal? sudah terbukti berati malon - malon yang suka teriak di blog atau di forum - forum dengan bawa2 agama dan tuhan sama aja bohong.

band wali adalah band yang sedang ngetop di indonesia, jadi wajarlah kalau tetangga yang suka ngaku serumpun itu iri dan kepingin memilikinya, karena tidak mampu dan miskin kreatifitas jadi terpaksa di bela-belain sampai membajak!. duh kasihan negara yang satu itu.. malon malon capek deh melihat keburukan malaysia terhadap indonesia, gak ada matinya.

Minggu, 11 Oktober 2009

Box Protests/Kotak Protes

Your Name
Your Email Address
Subject
Message

Send files
(news, pictures, video, etc)

Image Verification
captcha
Please enter the text from the image:
[ Refresh Image ] [ What's This? ]





Niat Baik Malaysia di Padang Disambut Dingin


Jumat, 2009 Oktober 09

VIVAnews - Negeri jiran Malaysia menyayangkan niat baiknya membantu para korban gempa bumi di Padang, justru disambut dingin.

Media massa di Indonesia justru menuduh Malaysia mengirimkan bantuan makanan kadaluarsa pada para korban gempa. Fotografer koran Malaysia, Utusan Malaysia, bahkan di caci-maki korban gemba gara-gara kabar tersebut.

Pihak Malaysia mengatakan isu makanan kadaluarsa adalah kesalahpahaman. Dijelaskan dia, makanan disusun dalam kardus yang mencantumkan label kadaluarsa tahun lalu.


Sementara, label baru yang memberitahukan bahwa makanan kadaluarsa pada November dan Desember 2009 jatuh entah ke mana.
"Jika benar makanan itu kadaluarsa, tolong buktikan. Kami tak akan melakukan tindakan tak terpuji itu," kata Deputi Menteri Pertahanan Malaysia, Abdul Latif Ahmad, seperti dimuat laman The Malaysian Insider, Jumat 9 Oktober 2009.

Sementara, Menteri Luar Negeri Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi mengatakan sekelompok anak-anak yang dipengaruhi pemberitaan negatif tentang Malaysia di media massa, melempari pesawat militer Malaysia yang membawa sukarelawan dan bantuan, dengan batu.

"Kami memberi mereka madu, tapi dibalas tuba," kata dia.

"Kami membantu para korban gempa dengan segala simpati, tak ada niat di baliknya. Indonesia adalah negeri jiran, dimana rakyatnya memiliki ikatan budaya bahkan darah dengan kami," tambah Ahmad.

Sementara, pihak Indonesia membantah adanya aksi pelemparan batu ke pesawat Malaysia yang mengangkut bantuan.

"Kami mendengar informasi itu, namun belum ada komplain soal itu," kata General manager Bandar Udara Minangkabau, Agus Kemal Pramayudha.

sumber : vivanews

catatan : Hm.. No coment deh kalau sudah begini.

Destroy Malaysia





Sabtu, 10 Oktober 2009

Malaysia dikuasai indonesia 2011





Rabu, 07 Oktober 2009

Besok, 1500 Orang Indonesia Serbu Malaysia

Media Massa Malaysia: Organisasi Bendera mengancam memberangkatkan 1.500 pasukan bersenjata ke Malaysia besok.

VIVAnews - Kasus penayangan Tari Pendet dalam iklan 'Enigmatic Malaysia' di Discovery Channel sempat membuat tegang hubungan Indonesia dan Malaysia.

Meski berangsur-angsur redam, persoalan tersebut ternyata belum selesai. Negeri jiran, Malaysia saat ini bahkan tengah bersiap menghadapi kemungkinan terburuk, ancaman invasi yang datang dari Indonesia.

Pemerintah Malaysia tak menganggap enteng ancaman penyerbuan yang dilancarkan sebuah organisasi asal Indonesia, Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera).

Seperti dimuat laman Malaysia Today, Rabu 7 Oktober 2009, Bendera diduga akan mengirimkan 1.500 pasukan yang dipersenjatai bambu runcing ke Malaysia. Pengiriman akan dilakukan lewat darat, laut, dan udara besok, Kamis 8 Oktober 2009. Pemerintah Malaysia memerintahkan pihak keamanan bersiap menghadapi segala kemungkinan penyerbuan melalui pantai Malaysia. Bendera, kelompok yang diduga akan menyerang Malaysia, adalah kelompok yang pernah melakukan sweeping warga negara Malaysia di kawasan Menteng, Jakarta, bulan lalu.

Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Malaysia, Mohamed Tajudeen Abdul Wahab, mengatakan menyusul ancaman itu, keamanan di seluruh wilayah perbatasan Malaysia dijaga ketat oleh militer. Aparat keamanan termasuk Angkatan Laut Malaysia telah diperintahkan melakukan patroli dan pengawasan setiap hari secara intensif.

"Kami menganggap kelompok kelompok tak waras yang terjebak dalam retorika bodoh, namun kami tak akan memberi kesempatan pada mereka untuk mengganggu kehidupan di Malaysia," kata dia.

"Kami sudah melakukan pencegahan dan kami mendapat jaminan dari pemerintah Indonesia, mereka tak akan membiarkan penyerbuan itu terjadi," kata dia, seperti dimuat New Straits Times.

Tajudeen mengatakan intelijen Malaysia telah mengidentifikasi area strategis pendaratan di sepanjang 88 kilometer di perairan barat semenanjung.

Kepala Polisi Diraja Malaysia, Musa Hassan mengatakan polisi telah meningkatkan kewaspadaan menyusul ancaman penyerbuan. Patroli untuk menangkap dan mencari 'para pembuat onar' ini juga makin giat dilakukan.

Sementara, Direktur Jenderal Departemen Imigrasi Malaysia, Abdul Trahman Othman mengatakan kesiagaan penuh di seluruh pintu masuk ke Malaysia diberlakukan. "Kami mengecek semua titik, termasuk pelabuhan. Kami saat ini bersiaga penuh," kata dia.

Secara terpisah, Sekretaris Jenderal Departemen Luar Negeri Malaysia, Rastam Mohd Isa mengatakan pihak departemen luar negeri akan membicarakan ancaman invasi tersebut dengan pemerintah Indonesia.
sumber : • VIVAnews

catatan : hehe lucu juga melihat media masa malaysia, sepertinya malaysia memang mengharapkan di serang oleh indonesia neh, makanya terlihat sibuk dengan pengamanan masing-masing. baru seribu lima ratus saja udah ketar - ketir apa lagi seluruh angkatan indonesia?, sudah pasti hangus tuh malaysia.

"yo sudahlah malaysia, kamu itu jangan mencari-cari masalah lagi, baru aja pahlawan kamu di pulangkan, apa sebaiknya tidak di pikirkan lagi mau minta di serang segala??? seribu lima ratus itu hanya isu saja, dan kamu pasti mencari-cari yang tidak ada biar masalah indonesia dengan malaysia bertambah rumit yo?? ckckc seharunya kamu malu, karena di mata dunia negara kamu terkenal dengan teroris nya??? lah sekarang pakai bilang orang indonesia tidak waras?? bukanya negara anda yang tidak waras? sudah mengklaim milik orang, mencuri, menyiksa, terakhir merusak kedamaian indonesia dengan terorismu???? apa itu tandanya kamu negara waras? tak kasih kaca yoo biar kamu ngaca?? dasar negara tak tau diri, tak tau balas budi.

Ada-ada saja negara semprul yang satu ini. malaysia.. malaysia..... lucu kamu!

Hacker Indonesia Menuntut Balas, Situs Hacker Malaysia di Deface

Pertarungan antara hacker malaysia dan hacker indonesia kini tampaknya terjadi secara langsung dimana antar kelompok hacker kini saling menyerang. Kali ini, komunitas hacker malaysia, tbd.my yang telah melakukan penyerangan ke komunitas hacker indonesia berhasil dilumpuhkan.

Setelah melakukan serangan ke situs komunitas hacker indonesia, tampaknya komunitas underground indonesia mulai bersatu dan menuntut balas secara bersama-sama. Serangan ddos balasan dilakukan dan terakhir, situs tdb.my yang telah mendeface situs jasakom beserta situs-situs lainnya berhasil di deface oleh yogyacarderlink.


YOGYACARDERLINK

Indonesian BlckHAT Team


We are exist, and we are revenge for Indonesian Hacker's name

Menurut informasi yang ada, database beserta file-file yang ada didalamnya juga telah dihapus secara total. Kali ini, giliran situs hacker malaysia yang harus mengambil file dan database backup untuk bisa diaktifkan kembali.

sumber : jasakom.com


catatan : menurut saya ini merupakan salah satu cara bagaimana kita bertahan dan mengadu kepintaran. dalam dunia hacker hal seperti ini sudah tidak aneh lagi, apalagi untuk orang - orang yang berkecimpung di dunia webs. antara indonesia dan malaysia tidak ada kamusnya untuk berdamai. jabat tangan cuma merupakan simbol sesaat, pada intinya adalah malaysia tidak akan pernah berubah sikap dengan kebodohannya. begitu juga indonesia, pantang tunduk dengan negara malaysia yang bukan levelnya. singkat kata, dengan adanya saling hacker antar situs ini, maka para pengelola web bisa menjadi pintar dan lebih berwaspada lagi. maju terus hacker indonesia.

Minggu, 04 Oktober 2009

Ganyang Blog ini:

Ganyang Blog ini:
http://www.dontvisitindonesial.blogspot.com/






http://dontvisitindon2008.blogspot.com/














dan semua situs/blog yang menghina Negara INDONESIA

Output of new money from the state Malingsial (Malaysia)

Output of new money from the state Malingsial (Malaysia)
Uang keluaran baru dari negara Malingsial(Malaysia)













Good thing ...... money.
Cool face

Sabtu, 03 Oktober 2009

Terbakarnya Bendera Malingsia (Malaysia)--------> Flag burning Malingsia (malaysia)

Bakar Hingga Tak ada Sisa------->Burn Until There is no Remaining

Kamis, 01 Oktober 2009

Malingsia do a plagiarism (again) to Hai magazine in Indonesia

http://img.photobucket.com/albums/v707/wantil/gea_cover_haiMagz.jpg

Indonesian Hai Magazine

http://i2.photobucket.com/albums/y33/thepan/haicoverbaru.jpg

Malingsian Hai Magazine which copycating Indonesian Hai Magazine.

Trully maling Asia, LOL!

No more yoga for Malaysia’s Muslims

http://www.kompas.com/data/photo/2008/08/13/154519p.jpg

Country’s top Islamic council issues fatwa banning practice because it incorporates ‘blasphemous’ Hindu themes

Reuters

A top Islamic council in mostly Muslim Malaysia told Muslims on Saturday to avoid yoga because it uses Hindu prayers and encourages a union with God that is blasphemous.

The latest edict from the National Fatwa Council reflects a growing swing towards a conservative brand of Islam in the multi-ethnic country that has prompted worries among non-Muslims.

"There are other ways to get exercise and a peace of mind," council chairman Abdul Shukor Husin told reporters in Putrajaya, the country's administrative capital, on Saturday. "You can go cycling, swimming and eat less fatty food."

"For us, yoga can destroy a Muslim's faith. But this is not a matter for the non-Muslims to be concerned about because its not imposed on them. We are looking out for the Muslim community," he said, noting Egypt and Singapore had issued similar rulings.

Fatwas or religious edicts are not legally binding, but they are highly influential in Malaysia.

The new ruling comes hot on the heels of another edict against young Muslim women wearing trousers. The National Fatwa Council said that by wearing trousers, girls risked becoming sexually active "tomboys." Gay sex is outlawed in Malaysia.

In May, the government dropped a proposal to restrict women from traveling abroad on their own after an outcry from women's groups.


‘What really endangers society?'

About 40 percent of Malaysia's population of 27 million are non-Muslim, including sizeable minorities of Christians, Buddhists and Hindus. Complaints of religious discrimination have mounted along with the turn towards Islamic conservatism.

An influential Christian group earlier this year said authorities were seizing Bibles at border entry points. State television routinely airs Islamic shows, but will not allow other religions broadcast time. Hindus complain of the difficulties in getting approval for their temples to be built.

Malaysians have expressed outrage in blogs and letters to the editor since the council first announced a few weeks ago it was considering a fatwa against yoga.

"I wonder what's going to happen to the health clubs here in Malaysia... will they be forced to put up a 'No Muslims allowed' sign during their yoga classes?", said a posting at a popular Malaysian fitness blog.

Social commentator Marina Mahathir, daughter of former prime minister Mahathir Mohamad, questioned the council's priorities.

"What endangers a society more... corrupt citizens and leaders, or yoga practitioners and females who dress in a masculine fashion?" she said in a recent column in the Star newspaper.

"Yet there are so many of us who are unwilling to trust our own conscience and would prefer to trust the robed and the turbaned to make rulings on things which we should be able to judge on our own."

http://www.ynetnews.com/articles/0,7340,L-3626774,00.html

Mumbai Terrorists with Malaysian Identity Cards?


Sunday, November 30, 2008

It's just a single mention but certainly it is a serious allegation. Former CNN reporter, Maria Ressa, has quoted unnamed Indian intelligence sources as saying that one of the gunmen, now under police custody, has said that the terrorists pretended to be students, stayed in Mumbai apartments and allegedly carried Malaysian identity cards. According to Ressa, who is now with ABS-CBN, there is increasing evidence that the terrorists were from Pakistan. They were also believed to be linked to Al-Qaeda.

Previously, there were talk that the terrorists could be British-born Pakistanis or they had links with Britons from Leeds and Bradford in UK. But the latest allegations of these killers with Malaysian ICs is something else. Why were they carrying Malaysian ICs and are these allegations true? If not, certainly the Malaysian Embassy has to dispute it. Such a report is not good for Malaysia and should be clarified, if untrue. The British PM Gordon Brown, for example, was quick to dismiss speculations that the terrorists were Britons.

Source: New Malaysia

Blog Entry Landslide kills three in Kuala Lumpur

KUALA LUMPUR (Reuters) - A landslide killed three people in a suburb of the Malaysian capital early on Saturday, tearing down houses and forcing the evacuation of thousands of people, police and local media said.

At least 15 people were injured when the landslide struck two housing estates burying several houses, police said.

Some people may still be trapped in the rubble, The Star newspaper quoted Inspector-General of Police Musa Hassan as saying on its website.

"We urge the people living nearby to move out because it is reported that earth movement continues to take place," he said.

More than 2,000 residents have already been evacuated.

(Reporting by Varsha Tickoo and Yoong Chee Weng; Editing by Sanjeev Miglani)

http://www.reuters.com/article/worldNews/idUSTRE4B50SD20081206?feedType=RSS&feedName=worldNews&rpc=22&sp=t

Malingsian thief in Changi Airport

HIS job was to handle the baggage that passengers had checked in at Changi Airport.

Some of the items the police found in Rusli's locker included five digital cameras, a pair of sunglasses and a shirt.
But Rusli Abdul Amin, 28, did more than that.

He also helped himself to valuables in the luggage, stealing items such as handphones, watches, digital cameras, perfumes and even books.

Yesterday, District Judge Aedit Abdullah sentenced the Malaysian to two months' jail after he pleaded guilty totwo counts oftheft.

A charge of fraudulent possession of property was taken into consideration duringsentencing.

Police spokesman ASP Lim Tung Li said Rusli and 12 other accomplices were arrested on 18 Aug during a joint raid by airport police and the Singapore Airport Terminal Services.

13 ARRESTED

Said ASP Lim:'In all, 13 Malaysian men, aged 21 to 36, were arrested in connection with the case.

'Three were charged in court on 20 Aug for fraudulent possession and theft, and subsequently convicted.

'Investigations into the case against the others are ongoing.'

The court heard that the airport police had received a tip-off that baggage handlers hired by a company called Manila Construction were stealing valuables from passengers' baggage.

Also, passengers had lodged police reports that they had lost items from their checked-in baggage.

The police were also told that the baggage handlers were squatting without permission at a room in the airport.

The room, which was allocated to Manila Construction by the Civil Aviation Authority of Singapore, was to be used only as a resting room for the baggage handlers.

On 18 Aug, around 3am, police officers raided the room, which is located near to aerobridge F54, in the apron area.

There, they found 19 workers sleeping. The place looked like a workers' quarters, Assistant Public Prosecutor Kalaithasan Karuppaya told the court.

He added that cardboards and a cooker were found in the room.

The workers' belongings were searched and items such as handphones, digital cameras, watches, music players, books, perfume bottles and jewellery were found.

Around 4.45am, Rusli returned to the room and he was searched too.

A handphone was found on him.

The police questioned him and he admitted he had a locker, where more stolen goods were kept.

CAMERAS AND MORE

These included five digital cameras, one battery charger, one pair of sunglasses and a shirt.

He later admitted that he had stolen two of the cameras from passengers' baggage in June.

He was charged with fraudulent possession of the other items, which he could not account for.

The total value of the items was unknown.

Rusli told the police officers that he didn't know who the items belonged to.

Police investigations revealed he had stolen a handphone, worth about $180, and a SIM card from a passenger's checked-in baggage at the baggage-sorting area at Terminal 2.

The passenger discovered the loss later and lodged a police report on 16 Aug.

Rusli used the stolen handphone and the SIM card to make calls to his friends here and in Malaysia.

In his mitigation in court yesterday, Rusli said he was sorry for what he did and wanted to be allowed to remain here and work after his jail term.

Rusli could have been jailed up to three years and fined for each charge.

Malingsian Muslim Men Spying in Catholic Churches

Malaysia: Muslims Spy on Catholic Church by Attending Mass and Receiving Sacrament of Communion, Publish Photos Showing Them Spitting It Out.

We are deeply concerned that two Muslim men acting on false information that the Catholic Church was converting Muslims into Christians had recently entered a Catholic Church service for the purpose of gathering information as to whether this was occurring.

They were also investigating whether the word ‘Allah’ was being used in church services. These men participated in the church service and even took part in the rituals that are strictly for Catholics and in doing so violated the sanctity of what Catholics hold very sacred. These men later wrote about their experience in an article entitled “Tinjaun Al Islam Dalam Gereja:Mencari Kesahihan Remaja Murtad” which was published in the May 2009 issue or the Al Islam magazine.

The men had consumed the ‘communion’ which is a white wafer which is blessed by the Priest in a Catholic ritual that dates back 2000 years. Via this ritual the ‘white wafer’ is supernaturally transformed into what Catholics believe to be Jesus Christ and when consumed allows Catholics to experience life after death.

The ‘communion’ is held with great reverence and cannot in any way be mishandled or with a lack of respect. Even Catholics are not allowed to take home the ‘communion’ but are instructed to consume it immediately during the service. Catholics go through an elaborate process of preparing themselves to receive this ‘communion’ worthily and those who have not done so are advised to refrain from receiving it.

As such we are outraged that these Muslim men consumed it only to spit it out later, have it photographed and have its image published in the Al-Islam magazine. The total disrespect shown to what Catholics hold in closest to their hearts and believe to be most Holy strikes deep into our hearts and invokes much anger. While we are resolved not to allow anger to guide our actions and instead pray that these ignorant will be forgiven by the Allah, we want to know what has become of this most holy ‘communion’ and demand its immediate return to the church authorities.

We are further outraged that these Muslim men have violated our sense of privacy to freely worship. Would these men tolerate non-Muslims entering the mosque and violating the sanctity and holiness of their worship? We believe that all places of worship and the form of worship practiced in these places must be respected with the greatest sensitivity and reverence be they the church, mosque, temple or gurdwaras. Entering these premises with the intention to spy and worse to violate the sanctity of the worship only serves to incite anger and hatred that could lead to potentially dangerous consequences that would tear this country apart.

As such, as concerned Catholics, we have made a police report at the Patani Road Police station on 8th July 2009 and thereafter held a press conference at the same place. We requested that the police investigate this matter with great urgency and bring to books those responsible for acting to incite hate and resentment among the Catholic Community. We also call on the police to investigate both the Al-Islam magazine and the writers of the article


http://www.copts.com/english1/index.php/2009/07/09/muslim-men-spying-in-catholic-churches/
http://fc00.deviantart.com/fs46/f/2009/207/5/a/KAMI_TIDAK_TAKUT_by_pujanggadesaininc.jpg